Minggu, 20 Desember 2015

Kebenaran Mutlak

Abu Abdillah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muttalibi al-Qurashi atau yang biasa dikenal dengan Imam asy-Syafi`i pernah berkata, "Pandanganku adalah kebenaran yang mengandung kemungkinan salah, sedangkan pendapat orang lain selain aku adalah kesalahan yang mengandung kemungkinan benar."

رأيي صواب يحتمل الخطأ ورأي غيري خطأ يحتمل الصواب

Dengan bahasa lain, "Apa yang kuyakini benar bisa jadi justeru sebaliknya, salah. Begitu juga dengan orang lain, apa yang mereka yakini salah bisa jadi justeru sebaliknya, benar."

Ini adalah satu kebijaksanaan sederhana namun amat penting dalam ranah fiqh (paham). Benar bagiku belum tentu benar bagi orang lain. Salah bagiku belum tentu salah bagi orang lain. Pun sebaliknya, benar bagi orang lain belum tentu benar bagiku. Salah bagi orang lain belum tentu salah bagiku.

Melalui perkataannya, Imam asy-Syafi`i mengajarkan kepada kita bahwa kebenaran manusia tidak sebenar-benarnya "benar". Hanya kebenaran-Nya yang satu-satunya mutlak benar. Nah, maka dalam hal keyakinan, tak usah menggunakan logika. Karena logika tak kan menemukan kebenaran. Buktinya, teori-teori lama berguguran dengan adanya teori-teori baru. Itu menandakan bahwa teori (logika) hanya bisa mendekati kebenaran, bukan kebenaran sejati.

(Tambahan dariku, barangkali hanya sebatas hipotesis, bahwa orang yang jarang kumpul alias jarang membaur, dalam ranah paham, mereka selalu membenarkan pemahamannya tanpa berkenan melihat, berkaca dan belajar kepada paham lainnya.)

Wallahu a`lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar