I`ve
colleague, best friend, and brother. His name is Muhammad Fajri Abdillah. He is a good person, be patient, and of course,
reliable. Since childhood, I've known, we were playing together, joked
together, and laugh together, until we mature.
One day,
I had to leave my hometown, which indirectly I had to part with my friend's,
wander! I study at one university in Yogyakarta, and today I have to fly to
Yogyakarta, to continue my education which should be done, and before flying,
we also chatted briefly, like this;
"Aku
berangkat dulu, ya!"
"Lho,
kok cepat sekali?"
"Iya,
aku rindu Yogyakarta."
"Tak
bisa kau lama meninggalkan Yogyakarta? Padahal saudaramu ini belum sempat jadi
makmum shalat berjama`ah bersama dirimu di surau kita tercinta."
"Tentu. Hanya saja, aku merasa lebih bermanfaat di sana. Hehe... Bisaan
aja ente, bro! Kapan-kapan kita saresehan (ngobrol-ngobrol) aja, tentang yang
aneh-aneh."
"Okay, ditunggu kedatangan ustadz muda Kaliumban."
"Haa... Kau berlebihan, bro! Okay, I`ll tell you, di sana, di Yogyakarta,
ada sebuah diskusi beberapa pemuda, intinya; Kalau bangsa Indonesia mau maju,
setiap orang setidaknya harus menzakatkan se-per-berapa pun ilmunya. Aku sudah
mulai, setidaknya mencoba. Artian, dirimu juga harus berzakatilmu kepadaku, dan
khayalak."
"Subhanallah,
benar sekali itu! Strategi yang boleh dicoba demi Indonesia yang lebih baik,
lebih maju. Ya, saya sendiri juga sudah mencoba, dengan mengisi liqa`
(pertemuan) adik-adik muda kita di surau tercinta."
Percakapan bahasa pelanet pun dimulai.
"Oh, yeah! You`re a good man, bro!"
"Nontheless,
you`re better than me, bro!"
"Oh
no, that`s false! Remember, person by person, people by people, or things what
the name of makhluk have different potential, think, and philos (hikmah). May
I`ve learned about `Ulumul Qur`an, `Ulumul Hadits, and etc. But i don`t learn
about English Literature more than of you."
"Yeah, we can`t deny all those. Naturally, that`s humankind. Basically, I
agree with you. You`re good man I ever know, bro! You know, I still learning
about English Literature, But I believe, you`re good in English as well."
"Ini
ngece ceritanya?" Aku mencoba menetralisirkan percakapan bahasa planet
ini, lalu kulanjutkan kembali; "Haa... In di other words, we must harmony
in diversity alias saling melengkapi."
"Ngece? What do you mean? Haa.. . You know, I`m not man like that,
bro!" Tapi benar juga ya, sudah seyogyanya bila hidup itu saling
melengkapi, berbagi di saat yang lain tak memiliki."
Seperti dugaanku, percakapan bahasa planet ini mulai berkurang. Tapi aku tetap
menjawabnya menggunakan bahasa planet; "Just do it, help others, and stay
positive. Yeah I know it, you`re handsome."
"Yeah we need to do those together. Kwak kwak kwak... most girls will be
interested in you. Trust me, bro!"
"Oh no! Kenyataannya pada lari."
"Kwak kwak kwak... that`s just your imagination, bro! When you`re talking,
you can see their eyes can`t stop looking at you."
"Oh
yeah! That`s fact, you`re more interisting than me. Sumpah! Suwer! Haqqan! Aku
mah apa atuh? Kwak kwak kwak..."
"Kwak
kwak kwak... You know, I feel unwanted when I`m gathering among the girls, and
you`ve everything, bro!"
"You
too, bro! Kita buktikan. Siapa yang nikah duluan, berarti itu yang lebih
menarik, lebih ganteng, dan itu pasti kau! karena aku belum kepikiran
nikah."
"Kwak
kwak kwak... Sama, bro! Saya juga belum kepikiran nikah. Gandengan aja belum
punya. Pasti sampean duluan yang nikah. Saya ini canggung hendak melabuhkan
hati kepada cewek tjakep."
"Okay,
kita draw alias sama-sama menarik."
"Okay, that`s conclusion for this talk."
"Aku
berangkat dulu, bro!"
"Hati-hati
di jalan, bro!"
Kepalan
tangan pun beradu, tos! Kumatikan telepon genggam. Kunaiki armada Sriwijaya
Air. Kuperhatikan hal-hal sekitar; Pilot, Pramugari. Kududuk di seat yang
tertera di tiket. Kutertidur, dan sampailah di Yogyakarta.
Lampung, 01 Februari 2016