Thawaf secara bahasa berarti berkeliling atau mengelilingi. Maksudnya
ialah mengelilingi ka`bah, baik yang berkaitan dengan haji ataupun umrah. Thawaf
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tawaf rukun, thawaf wajib dan thawaf
sunnah. Allah telah berfirman dalam QS. al-Hajj ayat 29:
وَلْيًطَوَفُوْا
بِلْبَيْتِ الْعَطِيْقِ
Artinya: “Hendaklah mereka thawaf disekeliling baitil `atiq (Ka`bah)”
Thawaf adalah mengelilingi Ka`bah baitullah dalam rangka ibadah
haji, umrah atau thawaf sunnah sebagai pengganti sholat tahiyatul masjid dengan
cara di mulai dan diakhiri dii Hajar Aswad dengan tujuh kali putaran dalam
keadaan suci dari hadast besar dan hadast kecil seraya mengucapkan tasbih,
tahmid, tahlil dan doa disetiap putaran. Pelaksanaan thawaf ini dilakukan
dengan cara berlawanan dengan jarum jam yaitu pundak atau bahu kiri
mengelilingi Ka`bah. Berputarnya selama tujuh putaran ini bagaikan kita diajak
mengitari waktu. Tujuh putaran yang lilakukan sewaktu thawaf bsia diartikan
dengan jumlah hari dimana setiap hari kita selalu diperintahkan untuk mengingat
Allah akan kebesaran dan keagungannya dengan hiasan lisan yang senantiasa tiada
berhenti untuk berdzikir dan berdo`a memohon ampunan dan berharap ridha-Nya.
Sebagaimana Firman-Nya dalam QS. ‘Ali Imran ayat 191:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَامًا
وَقُعُودًا وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالأَرْضِ
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً
سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya:
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka
peliharalah kami dari siksa neraka.”
Mengelilingi ka`bah dengan cara berputar itu berarti bergerak
sebagai tanda hidup. Hidup ini bergerak. Mulai dari kelahiran, pertumbuhan, perkembangan
dan pada akhirnya kematian. Kesemuanya itu
menandakan kehidupan manusia yang selalu dinamis. Secara lahiriah
pelaksanaan thawaf itu adalah mengelilingi Ka`bah yang terbuat dari batu-batu
hitam, akan tetapi pada hakikatnya kita mengelilingi pemilik bangunan itu,
Allah Rabbul `Alamin. Hati kita terpaut kepada pemilik-Nya.
Jika thawafnya para malaikat itu di baitul makmur, maka tawafnya
manusia adalah di ka`bah yang sejajar dengan baitul makmur. Selagi masih banyak
orang yang thawaf di muka bumi ini, maka kiamat tidak akan terjadi. Kiamat itu
terjadi jika penduduk bumi sudah tidak melakukan thawaf mengelilingi Ka`bah
maka langit akan runtuh menimpa bumi.