“Man
jadda wajada” berarti barang siapa yang
bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkan. Bagi para pembaca sekalian
terutama mereka yang pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren tentunya
kata-kata ini tidak asing lagi karena menjadi kata mutiara pertama yang diajarkan
dalam mata pelajaran “Mahfudhat”.
Pada
film “Negeri 5 menara”, sebuah film yang di adaptasi dari novel “Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi
yang dirilis awal tahun 2012, ada sebuah adegan menarik dimana ust salman
(salah satu tokoh dalam film tersebut) masuk kedalam kelas saat jam pelajaran
dengan membawa sebongkah kayu dan sebilah pedang yang tumpul. Saat itu adalah
hari pertama dimana alif (tokoh utama dalam film tersebut) mengikuti kegiatan
belajar mengajar.
“Brakkk”
Ustadz Salman mulai mencoba mematahkan kayu tersebut dengan pedang tumpul dan
berkarat yang dibawanya, terlihat sulit namun ia tak menghiraukan kesulitan itu
dan tetap bersungguh-sungguh mematahkan kayu tersebut. Wal hasil kayu tersebut
berhasil di patahkan meskipun pedang yang digunakannya tumpul dan berkarat. Dan
di akhir adegan, ust salman dengan semangat berkata kepada murid-muridnya “Siapa yang bersungguh-sungguh ia yang akan
berhasil”.
Pada
hakikatnya kata-kata “Man jadda wa jadda wajada” memiliki dua pokok kata yang yang saling
berhubungan. Yang pertama adalah “jadda” yang berarti bersungguh-sungguh dan
“wajada” yang berarti mendapatkan atau menemukan. Sebenarnya setiap manusia di
dunia ini telah bersungguh-sungguh (jadda) namun tidak semuanya berhasil menjadikan taraf ke-jadda-annya
tersebut berada dilevel tertinggi yang harus dia capai. “Jadda” yang berarti
sungguh, amat atau sangat adalah hal yang harus di aplikasikan dalam setiap
aspek perjuangan kita dalam meraih cita-cita. Jadda dalam berusaha, jadda dalam
berdo’a, jadda dalam berfikir, jadda dalam bekerja, bahkan jadda dalam bersabar
dan bertawakkal. Dan ingat, hanya “jadda” yang berkualitas tinggilah yang akan
menuntun kita merasakan “wajada” yang indah. Allah Swt. berfirman,
وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ
إِلا مَا سَعَى وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَىٰ-
“Dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya. “dan bahwasannya usaha itu kelak akan diperlihatkan
(kepadanya).”(QS. An Najm: 39-40).
Manusia
diciptakan oleh Allah Swt. dengan berbagai macam kelebihan yang dimilikinya dan
tidak akan terbebani dengan sesuatu yang tak sanggup ia lakukan. Memaksimalkan anugrah yang diberikan oleh
Allah adalah sebuah wujud rasa syukur, dan Allah Swt. akan menambahkan
nikmatnya bagi hambanya yang bersyukur.
“Man jadda wajada”!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar