لَبيْكَ اللَهُمَ لَبيْك
لَبيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبيْكَ اِن الْحَمْدَ وَنِعْمَةَ لَكَ
وَالْمُلْكُ لَا شَرِيْكَ لَكَ
“Aku datang memenuhi panggilan-Mu
Ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu”
Talbiyah adalah ucapan seorang
hamba yang penuh keikhlasan untuk memenuhi panggilan Allah dalam rangka
pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Ungkapan talbiyah diatas mengajarkan ke-Tauhidan, bahwa tidak ada tempat
bergantung, tidak ada syarikat bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. Orang yang bertauhid selalu dengan ikhlas memenuhi panggilan
Allah. Jama`ah haji atau umrah yang mengumandangkan talbiyah disaat ia
berihram, akan melahirkan sikap tawadhu` merendahkan diri terhadap kebesaran
Allah Swt.
Bacaan talbiyah sendiri mengandung empat inti kalimat sebagai berikut:
1. Tauhid. Bacaan talbiyah yang menonjol adalah kalimat “Laa syariikalak” yang artinya “Tidak ada sekutu
bagi-Mu”. Indikasinya adalah Allah menginginkan siapapun yang datang ke
Tanah Suci hanya meng-Esakan-Nya yaitu Allahu Rabbul ‘Alamin. Tidak boleh ada yang
menyekutukan Allah dengan apapun termasuk yang beranggapan bahwa barang-barang
atau benda yang dapat memberikan manfaat kepada manusia. Jika ia mengimani akan
adanya kekuatan dari benda-benda itu, secara tidak langsung sudah keluar dari
keinginan bertauhid atau dapat juga dikatakan musyrik.
2. Syukur. Kalimat “Innal
hamda” mengandung makna berterimakasih kepada Allah yang telah
memberikan kenikmatan termasuk nikmat melaksanakan ibadah haji atau umrah.
Allah menginginkan agar siapapun yang datang ketanah suci ingat bahwa yang
memberikan kenikmatan berupa harta, tahta dan keturunan hanyalah Allah Swt.
Oleh Karena itu, Allah mewajibkan kepada kita untuk selalu bersyukur atas kenikmatan
yang telah diberikan-Nya.
3. Sabar. Gelombang hati yang diinginkan Allah ketika manusia mendekat
ke Baitullah Ka`bah al-Musyarrafah adalah kesabaran karena pelaksanaan ibadah
haji yang disertai perbuatan rafast (perkataan
yang menimbulkan birahi), fusuk (melakukan perbuatan yang menjauhkan diri
dari tauhid kepada Allah) dan jidal (berbantahan dan bermusuhan) adalah tanda atau akibat dari kufur
nikmat yaitu bermaksiat dan bertengkar mengumbar emosi. Semakin ia sabar, maka
semakin dicintai Allah dan diberikan jalan keluar dari segala masalah yang
dihadapinya.
4.
Tawakal. Dari kalimat “Wal Mulk” yang artinya “Seluruh kerajaan atau kekuasaan” itu menandakan bahwa manusia memiliki ketergantungan terhadap
Allah Swt. seringkali manusia lupa diri dengan kekuasaan atau jabatan dunia
yang diembannya. Ia merasa sombong dan merasa dirinya lebih berkuasa dari orang
lain. Ketika dihadapan Ka`bah, tidak ada alasan bagi siapapun untuk merasa dirinya berkuasa
dari orang lain. Atribut keduniaan yang dimiliki, haruslah di tinggalkan sesuai
dengan kalimat Talbiyah bahwa tidak ada
kekuasaan yang membuat kita tenang selain kekuasaan, kerajaan,serta
keagungan Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar