Minggu, 07 Februari 2016

Conversation Ngalor-Ngidul

I`ve colleague, best friend, and brother. His name is Muhammad Fajri Abdillah. He is a good person, be patient, and of course, reliable. Since childhood, I've known, we were playing together, joked together, and laugh together, until we mature.

One day, I had to leave my hometown, which indirectly I had to part with my friend's, wander! I study at one university in Yogyakarta, and today I have to fly to Yogyakarta, to continue my education which should be done, and before flying, we also chatted briefly, like this;

"Aku berangkat dulu, ya!"

"Lho, kok cepat sekali?"

"Iya, aku rindu Yogyakarta."

"Tak bisa kau lama meninggalkan Yogyakarta? Padahal saudaramu ini belum sempat jadi makmum shalat berjama`ah bersama dirimu di surau kita tercinta."

"Tentu. Hanya saja, aku merasa lebih bermanfaat di sana. Hehe... Bisaan aja ente, bro! Kapan-kapan kita saresehan (ngobrol-ngobrol) aja, tentang yang aneh-aneh."

"Okay, ditunggu kedatangan ustadz muda Kaliumban."

"Haa... Kau berlebihan, bro! Okay, I`ll tell you, di sana, di Yogyakarta, ada sebuah diskusi beberapa pemuda, intinya; Kalau bangsa Indonesia mau maju, setiap orang setidaknya harus menzakatkan se-per-berapa pun ilmunya. Aku sudah mulai, setidaknya mencoba. Artian, dirimu juga harus berzakatilmu kepadaku, dan khayalak."

"Subhanallah, benar sekali itu! Strategi yang boleh dicoba demi Indonesia yang lebih baik, lebih maju. Ya, saya sendiri juga sudah mencoba, dengan mengisi liqa` (pertemuan) adik-adik muda kita di surau tercinta."

Percakapan bahasa pelanet pun dimulai.

"Oh, yeah! You`re a good man, bro!"

"Nontheless, you`re better than me, bro!"

"Oh no, that`s false! Remember, person by person, people by people, or things what the name of makhluk have different potential, think, and philos (hikmah). May I`ve learned about `Ulumul Qur`an, `Ulumul Hadits, and etc. But i don`t learn about English Literature more than of you."

"Yeah, we can`t deny all those. Naturally, that`s humankind. Basically, I agree with you. You`re good man I ever know, bro! You know, I still learning about English Literature, But I believe, you`re good in English as well."

"Ini ngece ceritanya?" Aku mencoba menetralisirkan percakapan bahasa planet ini, lalu kulanjutkan kembali; "Haa... In di other words, we must harmony in diversity alias saling melengkapi."

"Ngece? What do you mean? Haa.. . You know, I`m not man like that, bro!" Tapi benar juga ya, sudah seyogyanya bila hidup itu saling melengkapi, berbagi di saat yang lain tak memiliki."

Seperti dugaanku, percakapan bahasa planet ini mulai berkurang. Tapi aku tetap menjawabnya menggunakan bahasa planet; "Just do it, help others, and stay positive. Yeah I know it, you`re handsome."

"Yeah we need to do those together. Kwak kwak kwak... most girls will be interested in you. Trust me, bro!"

"Oh no! Kenyataannya pada lari."

"Kwak kwak kwak... that`s just your imagination, bro! When you`re talking, you can see their eyes can`t stop looking at you."

"Oh yeah! That`s fact, you`re more interisting than me. Sumpah! Suwer! Haqqan! Aku mah apa atuh? Kwak kwak kwak..."

"Kwak kwak kwak... You know, I feel unwanted when I`m gathering among the girls, and you`ve everything, bro!"

"You too, bro! Kita buktikan. Siapa yang nikah duluan, berarti itu yang lebih menarik, lebih ganteng, dan itu pasti kau! karena aku belum kepikiran nikah."

"Kwak kwak kwak... Sama, bro! Saya juga belum kepikiran nikah. Gandengan aja belum punya. Pasti sampean duluan yang nikah. Saya ini canggung hendak melabuhkan hati kepada cewek tjakep."

"Okay, kita draw alias sama-sama menarik."

"Okay, that`s conclusion for this talk."

"Aku berangkat dulu, bro!"

"Hati-hati di jalan, bro!"

Kepalan tangan pun beradu, tos! Kumatikan telepon genggam. Kunaiki armada Sriwijaya Air. Kuperhatikan hal-hal sekitar; Pilot, Pramugari. Kududuk di seat yang tertera di tiket. Kutertidur, dan sampailah di Yogyakarta.


Lampung, 01 Februari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar